Mantan petenis nomor satu Inggris, Tim Henman, yakin kalender Grand Slam terkini akan memotivasi Rafael Nadal, juara Prancis Terbuka 2022, untuk bermain di Wimbledon. Ia optimistis meski petenis Spanyol itu mengaku akan ikut turnamen tersebut hanya jika tubuhnya mengizinkannya bertanding.
Nadal, yang telah berjuang melawan cedera kaki kronis, mengalahkan Casper Ruud dari Norwegia untuk mengklaim mahkota Roland Garros ke-14. Hasil itu memperpanjang rekor, tidak hanya pemilik titel French Open terbanyak, tetapi juga menempatkannya dalam puncak daftar pemilik gelar Grand Slam.
Namun, ia menolak untuk memastikan kehadirannya di ajang tenis lapangan rumput yang akan berlangsung pada 27 Juni. Henman, empat kali semifinalis Wimbledon yang sekarang menjadi pengurus All England Lawn Tennis Club, menilai petenis berusia 36 tahun itu bisa memenangkan gelar untuk ketiga kalinya.
“Jika Nadal sehat, dapatkah dia memenangkan Wimbledon? Tentu saja, dan itu sangat menarik. Tang merupakan tantangan besar saat ini adalah cedera kakinya,” kata Henman kepada Eurosport.
“Jangan lupa dia memenangkan Australia Terbuka, Prancis Terbuka, sekarang Anda dapat berbicara tentang Grand Slam yang sedang berlangsung. Tentunya itu akan memotivasi dia untuk terus maju. Itulah yang kami perjuangkan. Suatu kehormatan melihat salah satu juara terbesar dalam olahraga kami bermain seperti itu,” kata Henman.
Kemenangan Nadal atas Ruud membuatnya mempertajam rekor sebagai pemilik 22 gelar Grand Slam. Ia unggul dua titel dari rival lamanya Roger Federer dan Novak Djokovic dalam daftar Grand Slam sepanjang masa.
Keraguan tampil di Wimbledon muncul. Saat menjadi juara Prancis Terbuka, Nadal menggunakan pereda rasa sakit di kakinya. Namun, ia mengaku tidak akan menggunakan cara yang sama untuk menghadapi turnamen tenis Wimbledon.
“Wimbledon adalah prioritas, selalu menjadi prioritas. Kalau saya bisa bermain dengan antiperadangan ya saya bisa tampil. Untuk bermain dengan suntikan anestesi, saya tidak ingin menempatkan diri saya di posisi itu lagi. Itu bisa terjadi sekali tetapi tidak akan lagi. Itu bukan filosofi hidup yang ingin saya ikuti,” ujar Nadal.